Ribulosa Bifosfat Rubp Yang Terbentuk Pada Tahapan Regenerasi Terjadi Ketika

Ribulosa Bifosfat Rubp Yang Terbentuk Pada Tahapan Regenerasi Terjadi Ketika

Beberapa hari setelah meninggal

Beberapa hari setelah meninggal, tubuh akan memproduksi zat pengurai alami, yakni kadaverin dan putresin. Mulailah berlangsungnya proses pembusukan mayat.

Kedua zat pengurai tersebut akan menghasilkan bau tak sedap dan cukup menyengat.

Kadar keasaman tubuh akan meningkat drastis setelah sel-sel tubuh berhenti berfungsi secara total. Enzim dari asam amino dalam tubuh pun mulai mencerna atau mengurai organ-organ tubuh.

Proses pembusukan kemudian berlanjut ke otak, hingga akhirnya terjadi pada seluruh bagian tubuh.

Bakteri akan berkembang pesat karena tingginya kadar zat pengurai dan enzim. Koloni bakteri ini mengambil makanan dari tubuh jenazah sehingga proses penguraian semakin cepat.

Tahapan yang terjadi pada tubuh setelah meninggal

Membicarakan kematian bukanlah hal yang mudah. Kehilangan seseorang karena kematian merupakan pengalaman yang getir. Belum lagi, keresahan tiap orang akan datangnya kematian.

Tubuh manusia akan mengalami sejumlah perubahan fisik setelah kematian. Tahapan yang dijelaskan dari sisi sains ini dimulai dari hitungan menit, jam, hari, hingga tahun.

Berikut ini penjelasan dari masing-masing tahapan setelah meninggal untuk Anda ketahui.

Beberapa jam setelah meninggal

Barulah setelah beberapa jam meninggal, sel-sel tubuh akan mati karena tak ada lagi asupan oksigen.

Lalu, kalsium yang menumpuk pada otot membuat badan kaku, proses ini disebut juga dengan rigor mortis. Namun, tubuh akan kembali lemas setelah 36 jam hingga dua hari sesudahnya.

Selang beberapa jam, kulit akan mengering dan mengeriput. Kuku jari tangan dan kaki tampak lebih panjang, padahal ini ilusi dari kulit yang kian mengerut dan menyusut.

Gaya gravitasi akan menarik darah ke bawah. Inilah yang menyebabkan perubahan warna kulit menjadi merah keunguan atau lebam setelah meninggal, terutama di tempat darah menggenang.

Memetakan otak axolotl

Tim kami memutuskan untuk fokus pada telensefalon axolotl. Pada manusia, telensefalon adalah divisi otak terbesar dan berisi wilayah yang disebut neokorteks yang memainkan peran kunci dalam perilaku dan kognisi hewan. Sepanjang evolusi baru-baru ini, neokorteks telah bertumbuh secara hebat dibandingkan dengan bagian otak lainnya. Jenis sel yang membentuk telensefalon secara keseluruhan juga telah menjadi sangat beragam dan tumbuh dalam kompleksitas dari waktu ke waktu, menjadikannya wilayah yang menarik untuk dipelajari.

Kami menggunakan scRNA-seq untuk mengidentifikasi berbagai jenis sel yang membentuk telensefalon axolotl, termasuk berbagai jenis neuron dan sel induk, atau sel yang dapat membelah dirinya sendiri atau berubah menjadi jenis sel lain. Kami mengidentifikasi gen yang aktif ketika sel induk menjadi neuron dan menemukan bahwa banyak gen melewati jenis sel perantara yang disebut neuroblas – yang sebelumnya tidak diketahui keberadaannya pada axolotl –sebelum menjadi neuron dewasa.

Kami kemudian menguji regenerasi axolotl dengan membuang satu bagian telensefalon mereka. Dengan menggunakan metode khusus scRNA-seq, kami dapat menangkap dan mengurutkan semua sel baru pada berbagai tahap regenerasi, dari satu hingga 12 minggu setelah terjadinya luka atau cedera. Pada akhirnya, kami menemukan bahwa semua jenis sel yang dihilangkan telah pulih sepenuhnya.

Kami mengamati bahwa regenerasi otak terjadi dalam tiga fase utama. Fase pertama dimulai dengan peningkatan cepat jumlah sel induk, dan sebagian kecil dari sel ini mengaktifkan proses penyembuhan luka. Pada fase kedua, sel induk mulai berdiferensiasi menjadi neuroblas. Akhirnya, pada fase ketiga, neuroblas berdiferensiasi menjadi jenis neuron yang sama dengan yang semula telah hilang.

Yang menakjubkan, kami juga mengamati bahwa koneksi saraf yang terputus antara area yang dihilangkan dan area lain di otak telah terhubung kembali. Penghubungan ulang ini menunjukkan bahwa area regenerasi juga telah mendapatkan kembali fungsi aslinya.

Beberapa bulan dan tahun setelah meninggal

Berbulan-bulan setelah meninggal, tubuh akan terus diuraikan oleh berbagai organisme sampai pada akhirnya tinggal kerangka manusia saja yang tersisa.

Untuk mencapai tahap ini, dibutuhkan waktu kira-kira empat bulan. Namun, kalau seseorang dimakamkan dalam sebuah peti, proses ini butuh waktu sampai bertahun-tahun lamanya.

Pada akhirnya, kematian ialah sebuah proses alami yang justru penuh dengan kehidupan baru. Kehidupan baru yang berasal dari berbagai organisme menyerap sisa-sisa tubuh yang telah terurai sebagai sumber energi.

Selama proses ini, sel-sel dan jaringan tubuh akan melepaskan berbagai zat bernutrisi ke dalam tanah tempat orang tersebut disemayamkan.

Hal ini membuat tanah tersebut kian subur dan kaya zat hara. Hasilnya, tanaman yang tumbuh di sekitarnya menjadi lebih sehat dan rimbun. Sebuah siklus kehidupan. Menakjubkan sekali, bukan?

Itulah rangkaian proses kematian pada manusia mulai dari beberapa menit setelah meninggal hingga beberapa tahun setelah meninggal.

[embed-health-tool-bmi]

Sering dikira jutek atau judes adalah hal yang sangat menyakitkan. Bagaimana tidak, ketika hati sudah tulus, tidak ada masalah dengan siapapun, tetapi malah mendapat kesan buruk dari orang lain. Terutama dari mereka yang baru kenal dan belum mengenal lebih dekat.

Namun nyatanya bukan hanya dari orang yang baru kenal. Orang yang sudah kenal lama pun nyatanya malah memberi kesan yang sama. Katanya, “judes”, “jutek”, bahkan ada yang bilang kalau wajah kita menyeramkan.

Bayangkan, bagaimana rasanya mendapatkan julukan seperti itu!

Perempuan memang ditakdirkan sebagai manusia yang lebih lembut daripada kaum lelaki. Begitu pula dengan pendapat kebanyakan orang. Perempuan memang “disetting” sebagai orang yang harus selalu lemah lembut dan ramah. Jadi ketika sedikit saja perempuan tidak bersikap ramah, maka itu adalah kesalahan fatal dan menyalahi kodrat. Beda dengan kaum lelaki. Mereka tidak akan terlalu dipermasalahkan ketika memiliki sikap yang garang sekalipun.

Namun pernahkah terpikirkan bahwa perempuan yang sering dicap jutek atau judes itu sesungguhnya tidak pernah menyengaja untuk benar-benar jutek sama orang lain?

Dari beberapa artikel tentang perempuan berwajah jutek yang saya himpun, maka inilah yang sebenarnya terjadi pada perempuan yang sering dikira jutek.

1. Sebagian orang memang terlahir dengan bentuk dan mimik jutek sejak lahir.

Pada awalnya, banyak yang mengira (termasuk saya), bahwa mimik muka jutek dan judes itu merupakan ekspresi yang dipengaruhi emosi seseorang. Namun nyatanya tidak. Pada beberapa orang ekspresi wajah jutek dan judes didapatkan karena pengaruh genetika alias menjadi bawaan lahir.

Meskipun dalam hatinya tidak sedang marah atau kesal, tidak pula sedang menyimpan dendam, tetapi wajah mereka menunjukkan ekspresi yang datar, tampak bosan, bahkan terkesan tidak ramah. Itulah mengapa mereka sering dianggap sebagai seseorang yang tidak menyenangkan.

2. Perubahan mimik muka lebih drastis daripada pada orang yang memiliki mimik yang biasa (tidak jutek)

Semua orang tentu memiliki emosi yang kadang muncul menjadi sebuah ekspresi di wajahnya.

Dilansir dari hellosehat.com bahwa ada sebuah penelitian yang dilakukan menggunakan perangkat lunak yang dapat membaca ekspresi manusia.

Tertulis di artikel tersebut, bahwa hasil penelitiannya, menemukan rata-rata ekspresi wajah manusia terdiri dari 97% ekspresi wajah netral dan 3% sisanya menunjukkan emosi kecil, seperti sedih, senang, atau marah.

Akan tetapi, orang yang berwajah jutek menunjukkan tingkat emosi hingga 6% di wajahnya. Artinya, walaupun kadar emosinya sama dengan perempuan lain, ekspresi yang muncul pada perempuan berwajah jutek akan lebih ekstrim dibandingkan dengan mereka yang memiliki wajah biasa karena muncul dengan reaksi dua kali lipat. Hal ini lah yang menyebabkan orang jutek dianggap lebih menyeramkan ketika marah atau meluapkan ekspresi kesal dan lainnya.

3. Perempuan pemilik muka jutek tidak pandai berpura-pura

Perempuan yang berwajah jutek cenderung tampil apa adanya. Dia adalah seseorang yang tidak pandai berpura-pura.

Merupakan hal paling sulit dilakukan perempuan berparas datar untuk pura-pura senang. Memaksa bibirnya untuk senyum terlalu lebar malah akan membuat dirinya menjadi aneh dan terkesan tidak tulus.

Karena itu, ia lebih baik pasrah pada kondisi wajahnya yang sejak lahir tercipta demikian adanya.

Oleh sebab itu, perempuan jutek terpaksa harus tetap dinilai buruk dan tidak ramah oleh siapapun yang belum mengenalnya.

4. Sering belajar berkomunikasi

Entah karena menyadari bahwa wajahnya jutek, tidak jarang orang yang berparas jutek lebih bersemangat untuk mempelajari ilmu komunikasi. Bagaimana caranya berbicara di depan banyak orang, bagaimana caranya ia meloby dan memengaruhi pihak lain.

Banyak terbukti, orang yang memiliki mimik muka jutek da judes adalah pembicara yang baik dibandingkan dengan mereka yang memiliki mimik muka lebih ramah..

5. Merasa sedih dan merasa dituduh berlebihan

Meskipun orang yang memiliki mimik wajah jutek dan judes cenderung lebih mandiri dan tidak manja, tetapi ia pun sering merasa sedih karena dituduh berlebihan oleh orang lain.

Disebut tidak ramah, menyebalkan, bahkan menyeramkan, membuat dia sering dijauhi oleh orang lain hanya karena ia pernah kesal dengan ekspresi yang dianggap berlebihan.

Akhirnya perempuan berwajah jutek lebih sering menahan diri untuk berbicara, menahan diri untuk menyampaikan perasaannya, karena takut semakin dijauhi.

Namun nyatanya tindakan memendam rasa tersebut malah semakin membuat wajahnya menjadi lebih menyebalkan karena ada kesedihan di sana.

Setiap emosi perlu diekspresikan agar tidak menumpuk lalu meledak tak tertahankan. Namun akan menjadi sesuatu yang fatal jika ledakan itu muncul dari orang yang sejak lahir memiliki ekspresi datar, judes dan jutek.

Namun apa mau dikata, itulah yang sering terjadi pada perempuan berwajah jutek, meskipun sama sekali mereka tidak pernah menginginkannya.

Amfibi dan otak manusia

Menambahkan amfibi ke dalam teka-teki evolusi memungkinkan para peneliti untuk menyimpulkan perubahan otak dan jenis-jenis selnya berubah seiring waktu dan mekanisme di balik regenerasi.

Ketika membandingkan data axolotl kami dengan spesies lain, kami menemukan bahwa sel-sel di telensefalon mereka menunjukkan kemiripan yang kuat dengan hippocampus – wilayah otak yang terlibat dalam pembentukan memori – dan korteks penciuman – wilayah otak yang terlibat dalam indera penciuman – mamalia. Kami bahkan menemukan beberapa kesamaan dalam satu jenis sel axolotl dengan neokorteks, yaitu area otak khusus untuk persepsi, pemikiran, dan penalaran spasial pada manusia. Kesamaan-kesamaan ini menunjukkan bahwa area otak ini dapat dilindungi dari kerusakan secara evolusioner, atau tetap sebanding selama evolusi, dan bahwa neokorteks mamalia mungkin memiliki tipe sel leluhur di telensefalon amfibi.

Walaupun penelitian kami menyoroti proses regenerasi otak, termasuk gen yang terlibat dan proses transformasi sel menjadi neuron, kami masih belum berhasil mengidentifikasi sinyal eksternal yang memulai proses ini. Selain itu, kami belum mengetahui jika proses yang kami identifikasi masih dapat diakses oleh hewan yang berevolusi di kemudian hari, seperti tikus atau manusia.

Namun, kami tidak sendirian dalam memecahkan teka-teki evolusi otak ini. Laboratorium Tosches di Columbia University, Amerika Serikat mengeksplorasi keragaman jenis sel pada spesies salamander lain – Pleurodeles waltl, sedangkan lab Fei di Guangdong Academy of Medical Sciences di Cina dan kolaborator di perusahaan ilmu hayati BGI di Cina mengeksplorasi bagaimana tipe sel diatur secara spasial dalam otak bagian depan axolotl.

Mengidentifikasi semua jenis sel di otak axolotl juga membantu merintis penelitian inovatif dalam pengobatan regeneratif. Otak tikus dan manusia sebagian besar kehilangan kapasitasnya untuk memperbaiki atau meregenerasi dirinya sendiri. Intervensi medis untuk cedera otak parah saat ini berfokus pada terapi obat dan sel punca untuk meningkatkan atau mendorong perbaikan. Memeriksa gen dan tipe sel yang memungkinkan axolotl mencapai regenerasi yang hampir sempurna dapat menjadi kunci untuk meningkatkan perawatan luka parah dan membuka potensi regenerasi pada manusia.

Zalfa Imani Trijatna dari Universitas Indonesia menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.

Tidak seperti bayangan banyak orang, kematian ialah sebuah proses alami yang tidak hanya terhenti saat seseorang menghembuskan napas terakhirnya. Setelah meninggal, tubuh perlahan-lahan terurai dan masih dipenuhi kehidupan. Tak percaya? Ini penjelasannya.

Libero.id - Setiap hari kita saksikan adanya pengaruh gaya dalam kehidupan, termasuk dalam permainan sepakbola. Jika anda memperhatikan kejadian apa yang terjadi ketika bola ditendang sepanjang pertandingan, tentu hampir tidak terhitung berapa banyak jumlah gaya yang tercipta.

Namun, gaya dalam ilmu pengetahuan alam berbeda dengan gaya yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Gaya bisa diartikan dengan penampilan yang biasanya disebut dengan bergaya, sedangkan dalam konsep Ilmu pengetahuan alam, gaya adalah adanya tarikan dan dorongan.

Diketahui terdapat beberapa akibat yang dapat menimbulkan adanya gaya pada suatu benda yaitu terdapat perubahan bentuk. Contoh dari hal ini adalah balon yang ditekan, mobil yang tabrakan dan masih banyak lagi contohnya.

Selain itu yang kedua adalah menyebabkan gerak yang dapat disaksikan dalam pertandingan sepakbola yang apabila bola ditendang, maka bola tersebut akan bergerak, juga pada mobilan yang didorong serta batu yang dilempar.

Sedangkan yang terakhir adalah membuat benda bergerak yang dari diam menjadi bola bergulir ditahan dengan tangan. Berdasarkan dari penjelasan di atas, terdapat 2 macam gaya yaitu, gaya kontak dan gaya non kontak. Gaya kontak maksudnya adalah gaya yang sumbernya berhubungan langsung seperti menarik meja, membuka pintu, menimba air di sumur dll.

Sedangkan yang dimaksud dengan gaya non kontak adalah sumber daya yang tidak langsung bertemu secara fisik dengan bendanya, contohnya adalah gaya magnet, gaya gravitasi, gaya listrik dan gaya lainnya.

Selain itu perlu diketahui bersama bahwa gaya dan gerak mempunyai hubungan yang saling berkaitan. Gaya berpengaruh terhadap gerak. Serta apabila terdapat gerakan, pasti gaya ikut bekerja, begitu pula sebaliknya gaya yang akan menimbulkan gerakan. Hubungan demikian biasa terjadi dalam aktivitas sehari-hari dalam hidup.

Berdasarkan apa yang disampaikan dalam hukum gerak Newton bahwa hubungan antara gaya yang bekerja pada benda dan gerak tubuh.

Hukum pertama Newton berbunyi: ketika suatu benda diam atau bergerak akan tetap bergerak kecuali jika ditindaklanjuti oleh kekuatan eksternal.

Ini berarti bahwa semua sesuatu tidak dapat berhenti, perubahan arah dan bergerak ketika tidak terdapat kekuatan atau tindakan sehingga terjadi perubahan. Sedangkan untuk Hukum Newton kedua berbunyi bahwa apa yang terjadi pada benda besar ditindaklanjuti oleh kekuatan eksternal. Gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan massa benda itu dikalikan akselerasi.

Secara rumus ilmiah matematikanya hal ini ditulis dalam bentuk simbol F= m a, di mana F adalah gaya, m adalah massa, dan a adalah percepatan. Pada hukum selanjutnya, apabila terdapat 2 benda berinteraksi, maka akan menerapkan gaya satu sama lain yang besarnya sama dan berlawanan arah.

Saat satu tubuh mendorong yang lain, tubuh yang kedua mendorong kembali sama kerasnya. Hukum tersebut telah diverifikasi oleh percobaan yang tidak terhitung jumlahnya selama tiga abad terakhir.

Hukum tersebut masih banyak dipakai untuk menggambarkan jenis obyek dan kecepatan yang ditemui dalan kehidupan sehari-hari.

Pengaruh gaya terhadap gerak dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), gaya dan benda memiliki perbedaan. Gaya adalah tarikan atau dorongan yang menyebabkan benda bergerak. Sementara gerak adalah perpindahan yang disebabkan oleh gaya. Benda tidak akan bergerak tanpa adanya gaya.

Lantas untuk menjawab pertanyaan, apa yang terjadi pada bola yang ditendang? Begini penjelasannya:

Berdasarkan dari uraian di atas, maka adapun jawaban dari pertanyaan pada pembahasan kali ini, bisa dijawab secara ilmiah.

Yaitu: yang terjadi pada bola yang ditendang adalah adanya perubahan posisi (perpindahan) dan perubahan kecepatan/percepatan atau bisa dikatakan dalam a=F/m. Selain itu, bisa saja saat bola ditendang juga menyebabkan bola berputar, karena terdapat gaya gesek di udara yang mengakibatkan magnus efek sehingga yang terjadi bola bisa bergerak melengkung.

Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!

5 Lượt xem Premium5 ngày trước

Axolotl (Ambystoma mexicanum) adalah salamander air yang terkenal karena kemampuannya untuk meregenerasi sumsum tulang belakang, jantung, dan anggota tubuhnya. Amfibi ini juga dapat membuat neuron baru sepanjang hidup mereka. Pada tahun 1964, para peneliti mengamati bahwa axolotl dewasa dapat meregenerasi bagian otak mereka, bahkan jika sebagian besar telah hilang secara menyeluruh. Namun, suatu penelitian menemukan bahwa regenerasi otak axolotl memiliki kemampuan terbatas untuk membangun kembali struktur jaringan aslinya.

Jadi seberapa sempurna axolotl dapat meregenerasi otak mereka setelah terluka?

Sebagai peneliti yang mempelajari regenerasi di tingkat sel, saya dan beberapa kolega di Laboratorium Treutlein di ETH Zurich, Swiss dan Laboratorium Tanaka di Institute of Molecular Pathology di Wina, Austria memiliki sebuah pertanyaan terkait kemampuan axolotl dalam meregenerasi semua jenis sel yang berbeda di otak mereka, termasuk penghubung koneksi satu wilayah otak ke wilayah lainnya. Dalam penelitian yang baru-baru ini diterbitkan, kami membuat atlas sel yang membentuk bagian dari otak axolotl untuk menjelaskan cara regenerasinya dan evolusi otak lintas spesies.

Jenis sel yang berbeda memiliki fungsi yang juga berbeda. Mereka memiliki spesialisasi dalam peran tertentu karena masing-masing jenis sel mengekspresikan gen yang berbeda. Memahami jenis sel yang ada di otak dan fungsinya membantu memperjelas gambaran keseluruhan tentang cara kerja otak. Ini juga memungkinkan para peneliti untuk membuat perbandingan lintas evolusi dan mencoba menemukan tren biologis lintas spesies.

Salah satu cara untuk mengidentifikasi sel yang mengekspresikan gen tertentu adalah dengan menggunakan teknik yang disebut pengurutan RNA sel tunggal (scRNA-seq). Alat ini membantu para peneliti dalam menghitung jumlah gen aktif di dalam setiap sel dari sampel tertentu. Ini memberikan potret aktivitas yang dilakukan setiap sel saat dikumpulkan.

Alat ini memiliki peran yang vital untuk membantu memahami jenis sel yang ada pada otak hewan. Ilmuwan telah menggunakan scRNA-seq pada ikan, reptil, tikus dan bahkan manusia. Namun, satu bagian utama dari teka-teki evolusi otak ini telah hilang: amfibi.

Beberapa menit setelah meninggal

Pada saat kematian, aktivitas otak, aliran darah, dan pernapasan akan berhenti pada detik-detik pertama seseorang meninggal dunia.

Darah yang sebelumnya mengalir ke seluruh organ-organ tubuh akan tergenang dan menggumpal pada bagian tubuh tertentu. Organ tubuh, seperti jantung, ginjal, dan hati, juga berhenti berfungsi.

Akan tetapi, beberapa sel dan jaringan dalam tubuh Anda tidak akan langsung mati. Bagian tubuh ini masih bisa hidup dalam beberapa menit setelah kematian.

Hal ini membuka peluang untuk melakukan donor organ, seperti kornea mata, tergantung dengan kondisi fisik orang tersebut sebelum meninggal.

Beberapa minggu setelah meninggal

Bukan hanya koloni bakteri yang “menghidupkan” tubuh yang sudah tak berfungsi. Berbagai makhluk hidup lain, seperti belatung, juga akan mendiami tubuh orang yang sudah mati.

Belatung mampu menghabiskan 60% tubuh manusia dalam waktu seminggu. Namun, ini juga bergantung pada kondisi lingkungan di sekitarnya.

Rambut dan bulu halus yang tadinya berakar dalam kulit akan mulai rontok. Selama itu juga, koloni bakteri akan terus mengonsumsi bagian tubuh yang tersisa.

Sekujur badan jenazah akan berubah warna dari keunguan sampai akhirnya menghitam.

Satu jam setelah meninggal

Pada satu jam pertama setelah kematian, semua otot tubuh akan mengalami relaksasi, termasuk pada otot kelopak mata yang perlahan mengendur dan pupil melebar.

Otot-otot pada rahang dan persendian tubuh lainnya juga menjadi lebih lentur. Selain itu, kulit juga mulai mengendur, sehingga sendi dan tulang terlihat menonjol, terutama pada bagian rahang dan pinggul.

Ketika seluruh otot tubuh Anda mengalami relaksasi, otot-otot sfingter yang memegang kontrol terhadap kandung kemih dan usus besar pun akan mengalami relaksasi, sehingga air seni dan feses dapat keluar dari tubuh.